Kamis, 10 Agustus 2017

Kebetulan yang Ditakdirkan

Anggota Muda dan Panitia Diklatsar XXVI (The first step)

Percayakah kau dengan sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu saat kita  berada di depan perpustakaan sore itu. Tanpa perkenalan, dan basa-basi yang lain hanya menyodorkan selembar kertas yang bertuliskan “open recruitment” dan memintaku untuk menulis identitas serta mengisi formulir sebagai salah satu syarat pendaftaran.

Percayakah kau dengan sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu lagi di sebuah tempat teduh dan sejuk GKB 2 pagi itu, bertemu dengan sekumpulan orang yang wajahnya hampir tidak ada yang aku kenali. Dan yang menarik perhatianku adalah kau muncul dengan wajah yang berbeda dengan di depan perpustakaan.

Percayakah kau dengan sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu kembali saat kita berada di sebuah stadion kampus. Kali ini aku dan yang lain memakai pakaian yang sangat rapi, beralmamater. Oh aku terlambat ! kau meneriakiku untuk berlari secepat mungkin. Oh rempong sekali membawa bekal yang kubeli dari indomart. Dan Wow nya kau dengan jahatnya memberiku “sarapan” yang berkali lipat banyaknya. Namun, senangnya hari itu adalah kau membawa kami di sebuah Aula untuk diberi bekal ilmu oleh pemateri. ---sedikit pencerahan---

Percayakah kau dengan sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu lagi dan lagi di sebuah tempat yang sangat dingin, Coban Talun. Oh sampai kapan aku harus bertemu denganmu, Membosankan ! ingin aku akhiri tapi tidak, aku sudah datang sejauh itu dan pasti akan segera berakhir. Yakin !. Sialnya, 3 hari disana seolah kau menyiksa kami dengan segala penyerangan fisik maupun mental. Basah kuyup direndam, dijemur, tidak mandi, makan mie dicampur agar-agar. Oh kurang apa lagi jahatnya kau? selama itu, aku mulai mengenal wajah teman-temanku karena sudah sedikit jumlahnya dari yang kemarin dan saling menguatkan dan bersama dalam penderitaan. Hehehe

Setelah itu, apa itu masih kebetulan? Tidak, aku rasa ini takdir. Kau memang telah ditakdirkan bertemu denganku di dunia ini. Namun,  dari sekian wajah, dari sekian tempat, dari sekian momen. Kenapa harus di KSR? Entahlah, Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita. Kita? Iya, aku, kalian dan KSR. Hal ini terbukti selama bertahun-tahun berkenalan kita berubah jadi suatu keluarga yang begitu hangat. Wajah kalian semakin lekat dalam memoriku. Tidak ada lagi orang yang kesebut jahat dan baik karena kita sekarang saudara. Saling memaklumi dan toleransi dalam perbedaan. Walaupun sering terjadi perselisihan, perbedaan pendapat yang menyebabkan kemarahan, tidak saling menyapa, dan pergi. Tapi tahukah kalian bahwa kita setelah itu akan saling melupakan kejadian yang tidak menyenangkan tersebut dan berubah senang, senyum, bahagia kembali (melalui proses), dan mereka yang pergi akan datang kembali layaknya magnet yang saling tarik-menarik. KSR itu adalah rumah, tempat kami berkumpul, berorganisasi, membangun rasa cinta dan kasih dalam ikatan persaudaraan. Terimakasih atas nikmatmu ya Allah. Jagalah aku dan keluargaku ini dimanapun kami berada dan takdirkanlah kami untuk bertemu kembali tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat dalam Jannahmu.

Pelantikan Pengurus 2013-2014 (The second step)

Panitia Diklatsar XXVII (The third step)

Panitia RATTA (Sudah punya adik-adik) (The fourth step)

Tulisan ini aku persembahkan untuk Keluarga Besar KSR-PMI UMM 
This is our story
Thanks a lot for everything 
you are great people that I have ever known

Aku
Wawa

Kalian (Teman-teman seperjuangan)
Yuni, Sari, Neny, Wina, Arum, Rifna, Ervi, Ru’yat, Kak Siska, Kak Iim, Kak Vera, Kak Susi, Kak Tri, Indah, Kak Dana, Rian, Kak Nafis, Avian, Kak Nobi, Kak Sugi, Silvi, dan Evi.

KSR

Kakak-kakak Timdis dan Kakak-kakak Panitia Diklatsar 26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar