Anggota Muda dan Panitia Diklatsar XXVI (The first step)
Percayakah kau dengan
sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu saat kita berada di depan perpustakaan sore itu. Tanpa
perkenalan, dan basa-basi yang lain hanya menyodorkan selembar kertas yang
bertuliskan “open recruitment” dan memintaku untuk menulis identitas serta
mengisi formulir sebagai salah satu syarat pendaftaran.
Percayakah kau dengan
sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu lagi di sebuah tempat teduh dan
sejuk GKB 2 pagi itu, bertemu dengan sekumpulan orang yang wajahnya hampir
tidak ada yang aku kenali. Dan yang menarik perhatianku adalah kau muncul
dengan wajah yang berbeda dengan di depan perpustakaan.
Percayakah kau dengan sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu kembali saat kita berada di sebuah stadion kampus. Kali ini aku dan yang lain memakai pakaian yang sangat rapi, beralmamater. Oh aku terlambat ! kau meneriakiku untuk berlari secepat mungkin. Oh rempong sekali membawa bekal yang kubeli dari indomart. Dan Wow nya kau dengan jahatnya memberiku “sarapan” yang berkali lipat banyaknya. Namun, senangnya hari itu adalah kau membawa kami di sebuah Aula untuk diberi bekal ilmu oleh pemateri. ---sedikit pencerahan---
Percayakah kau dengan
sesuatu yang kebetulan? Aku dan kamu bertemu lagi dan lagi di sebuah tempat
yang sangat dingin, Coban Talun. Oh sampai kapan aku harus bertemu denganmu,
Membosankan ! ingin aku akhiri tapi tidak, aku sudah datang sejauh itu dan pasti
akan segera berakhir. Yakin !. Sialnya, 3 hari disana seolah kau menyiksa kami
dengan segala penyerangan fisik maupun mental. Basah kuyup direndam, dijemur,
tidak mandi, makan mie dicampur agar-agar. Oh kurang apa lagi jahatnya kau?
selama itu, aku mulai mengenal wajah teman-temanku karena sudah sedikit
jumlahnya dari yang kemarin dan saling menguatkan dan bersama dalam
penderitaan. Hehehe
Setelah itu, apa itu
masih kebetulan? Tidak, aku rasa ini takdir. Kau memang telah ditakdirkan
bertemu denganku di dunia ini. Namun, dari
sekian wajah, dari sekian tempat, dari sekian momen. Kenapa harus di KSR?
Entahlah, Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita. Kita? Iya, aku, kalian
dan KSR. Hal ini terbukti selama bertahun-tahun berkenalan kita berubah jadi suatu
keluarga yang begitu hangat. Wajah kalian semakin lekat dalam memoriku. Tidak
ada lagi orang yang kesebut jahat dan baik karena kita sekarang saudara. Saling
memaklumi dan toleransi dalam perbedaan. Walaupun sering terjadi perselisihan,
perbedaan pendapat yang menyebabkan kemarahan, tidak saling menyapa, dan pergi.
Tapi tahukah kalian bahwa kita setelah itu akan saling melupakan kejadian yang
tidak menyenangkan tersebut dan berubah senang, senyum, bahagia kembali
(melalui proses), dan mereka yang pergi akan datang kembali layaknya magnet
yang saling tarik-menarik. KSR itu adalah rumah, tempat kami berkumpul, berorganisasi,
membangun rasa cinta dan kasih dalam ikatan persaudaraan. Terimakasih atas
nikmatmu ya Allah. Jagalah aku dan keluargaku ini dimanapun kami berada dan
takdirkanlah kami untuk bertemu kembali tidak hanya di dunia tapi juga di
akhirat dalam Jannahmu.
Pelantikan Pengurus 2013-2014 (The second step)
Panitia Diklatsar XXVII (The third step)
Panitia RATTA (Sudah punya adik-adik) (The fourth step)
Tulisan
ini aku persembahkan untuk Keluarga Besar KSR-PMI UMM
This is our story
Thanks a lot for everything
you are great people that I have ever known
Aku
Wawa
Kalian
(Teman-teman seperjuangan)
Yuni,
Sari, Neny, Wina, Arum, Rifna, Ervi, Ru’yat, Kak Siska, Kak Iim, Kak Vera, Kak
Susi, Kak Tri, Indah, Kak Dana, Rian, Kak Nafis, Avian, Kak Nobi, Kak Sugi,
Silvi, dan Evi.
KSR
Kakak-kakak
Timdis dan Kakak-kakak Panitia Diklatsar 26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar