Minggu, 16 Juli 2017

Responmu Ketika Teman-temanmu Banyak yang Telah Menikah ^_^

Well, sebenarnya ini topik yang sangat sensitif. Karena buat para single yang masih belum dipertemukan oleh jodohnya akan menjadi baper (bawa perasaan). Especially perempuan. Berbagai  respon dari mereka yang berada dalam posisi ini, termasuk saya. Tapi disini saya akan menjelaskan tiga respon yang umum terjadi di dalam kehidupan sehari-hari :

1)        Biasa saja
Orang yang bereaksi seperti ini biasanya mereka yang memiliki prioritas utama untuk menggapai cita-citanya dulu. Bukan berarti tidak ingin menikah loh ya, hanya saja ada kepentingan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Seperti ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, ingin bekerja sehingga mandiri dalam ekonomi, masih ingin berbakti kepada orangtua. Ada juga yang merasa dirinya belum siap untuk berkeluarga sehingga perlu waktu untuk melayakkan atau memantaskan dirinya.
2)        Baper dan Jealous
Orang yang bereaksi seperti ini biasanya karena mereka masih labil yang sering dialami oleh para remaja dan para remaja yang beranjak dewasa. Yup, itu  masa-masa yang rasa penasaran dan keingintahuan dan ekspekatasi kita lebih tinggi terhadap sesuatu namun pikiran atau kedewasaan belum cukup mampu  mengimbanginya. Jadilah baper. Melihat temannya atau orang-orang sekitarnya menikah atau melakukan sesuatu yang so sweet, mereka akan terbawa perasaan dan muncullah rasa iri dalam artian ingin juga seperti itu. Hal yang cukup lumrah yang mereka lakukan untuk mengungkapkan kebaperan mereka adalah dengan “main kode-kodean” ke pacar atau siapapun yang mereka spesialkan.
3)        Ingin segera menikah
Orang yang bereaksi seperti ini biasanya mereka yang sudah memiliki hubungan yang mengarah ke jenjang pernikahan., baik itu dengan cara pacaran maupun ta’arufan. Dan sebenarnya sudah siap (bisa juga sebenarnya belum siap tapi keadaan yang membuatnya untuk siap) untuk menikah namun waktunya masih belum tentu atau kendala lain.

Itulah beberapa respon yang saya rangkum, walaupun sebenarnya setiap orang punya respon dan alasannya masing-masing. Pada article sebelumnya pernah saya singgung mengenai perempuan yang harusnya tidak menyepelekan masalah umur dalam menikah “Pada waktu mudanya mereka lebih cantik (mempesona) dan lebih produktif daripada ketika mereka sudah tua. Berbeda dengan laki-laki yang semakain bertambah umur, semakin tampan dan dewasa”. Tapi teman-teman ini bukan hanya soal umur, tua atau muda, tampan ataupun cantik. Kita perlu kesiapan untuk melangkah ketahap tersebut, tidak hanya berdasarkan karena teman-teman disekitar kita sudah menikah duluan, lantas menjadikan kita buru-buru ingin menikah juga. Lagian, memangnya sudah punya calon atau kandidat yang mau diajak menikah? Answer by yourself ! hahaha…

Seperti kata orang Jawa “hidup itu sawang-sinawang” atau kata pepatah “rumput tetangga lebih hijau dari rumput di halaman sendiri” yang berarti apa yang kita lihat dari orang lain itu lebih baik, lebih indah daripada milik sendiri dan itulah memotivasi kita untuk menjadi seperti mereka. Enak ya udah ada pendamping, jadi kemana-mana ada yang nemenin. Wih sholihnya pasangannya si itu, adem ngeliatnya. Uh.. pernikahannya mewah dan ramai banget ya. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar tapi terkadang karena hal itu membuat kita tidak cukup sabar dalam proses tersebut sehingga tidak berpikir panjang mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pernikahan.

Berikut adalah kutipan dari Ust. Felix Siauw yang saya kutip dari Instagram beliau. Buat saya ini cukup menginspirasi dan menawarkan solusi bagi teman-teman yang belum dipertemukan oleh jodohnya.

Cinta itu anugerah Allah, tapi membatasi cinta hanya sekedar urusan lelaki dan wanita itu musibah. Bila sudah begitu tipis bedanya antara cinta dan nafsu.

Membicarakan cinta itu penawar, tapi membicarakan cinta terus menerus sementara orangnya belum siap dan pantas, itu justru siksaan dan sumber kegalauan.

Semua ada waktunya, ada gilirannya, ada tahapannya, ada masanya. Masa muda itu seharusnya saat memburu ilmu tanpa disibukkan dengan hal-hal lainnya.

Hidup ini hanya saling memandang satu sama lain saja, yang muda memandang menikah itu segala-galanya, yang sudah menikah ingin kembali muda dan sendiri lagi.

Bacalah buku sebanyak-banyaknya mumpung masih sendiri, carilah pengalaman seluas-luasnya. Setiap masa ada bahagianya.

Asal kita tahu untuk apa kita melakukan semua ini, asal kita paham karena siapa kita melakukan semua ini, asal kita tahu islam, halal dan haramnya. All is fine.

Berhenti sejenak bicarakan cinta masa muda, maka akan terbentang keluasan ilmu Allah. Ada setiakawanan, ada kerjasama, dakwah, pengorbanan, prestasi.

Pada saatnya nanti, ada saatnya nanti bila aku dan engkau sudah lebih matang dan bijaksana, sudah lebih tenang dan seimbang, maka akan bahagia dalam cinta mulia”.


2 komentar:

  1. Baper sih met, apalagi sudah banyak teman2 dan saudara2 seumuran yg sudah menikah bahkan ada yg punya anak. Klo di tanya bingung mau jawab apa gk ada calon juga hahaha, tapi setelah mikir2 ulang, tidak usah terburu-buru apalagi masalah jodoh, belom lagi kalau masih punya tanggungan dari ortu, insyaallah kalau sudah siap semua pasti di buka jalannya. Yang penting harus jaga hati, jangan sampai kita kecewa dan gagal di jalan yang sama, mengharapkan cinta yang belom pasti. Prinsipnya wanita jangan mudah Baper 😁.

    BalasHapus
    Balasan
    1. I Agree with you met. we have to be strong and patient while prepare ourselves....

      Hapus