Periode 2015/2016 saya
tiak lagi tergabung dalam anggota bidang Bitpen melainkan pindah ke bidang
Penelitian dan Pengembangan (LITBANG). Namun, saya masih diberi kepercayaan
untuk membuat profil tentang Ketua Umum. Kebetulan ketua umum saat itu adalah
teman seperjuangan saya di Diklatsar sekaligus sahabat saya. Profil Ketua Umum kali
ini adalah yang terakhir kalinya saya tulis selama menjadi pengurus KSR.
“Jika memang tak memungkinkan menjadi karang yang kokoh di dasar lautan,
menjadi rumput yang halus nan lembut yang tak goyah diterpa angin pun agung
nilainya”
Periode 2015-2016
merupakan tahun yang agak berbeda untuk KSR-PMI UMM. Ada yang baru dari
tampilannya baik itu program kerja maupun kebijakannya bahkan anggotanya pun
punya wajah baru lho… Nah, khususnya wajah baru itu adalah Ketua Umumnya nih.
Siapa yaaaa?
Kak Sari, begitulah
panggilan akrabnya. Adalah peserta DIKLATSAR XXVI yang pada periode ini
menjabat sebagai Ketua Umum KSR-PMI UMM. Yah, termasuk pemimpin perempuan yang beruntung
karena mengingat bahwa semenjak KSR-PMI UMM di didirikan 10 Oktober 1987 atau 29
tahun yag lalu, ketua umum perempuan hanya ada 5. Yaitu Kak Susilowati, Kak
Ika, Kak Siska, Kak Mimi dan sekarang adalah Kak Sari yang mempunyai kesempatan
dan dipercaya oleh anggota yang lain untuk menjabat. Tentunya nama ini dan masa
ini kelak akan menjadi sejarah dari perkembangan dan pergerakan KSR-PMI UMM. Insyaallah
Tak kenal maka tak
sayang, katanya. Biar sayang, berarti harus saling kenal dong. Oke deh . . . Kak
Sari ini adalah seorang perantau loh, asalnya dari Ra’as, Sumenep Madura. Lahir
tanggal 13 Oktober 1994. Siapa sangka, ternyata perjalanan dari Malang ke Ra’as
itu ditempuh selama belasan jam. Karena memang transportasi kesana harus
menggunakan kapal laut untuk menyebrang dari Situbondo. Sebelum merantau di
Malang, Kak Sari menempuh pendidikannya di MI Raudhatul Mustarsyidin di Kuta
Denpasar. Sedangkan SMP dan SMK nya di Ibrahim 1 Situbondo dan sekarang
mengambil jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP’12) Universitas
Muhammadiyah Malang. Jelaskan, jiwa perantau itu sudah ada sejak kecilnya. Wah
hebat kan,,, demi menuntut ilmu rela melalui itu semua. Tapi Kak Sari juga
biasanya pulang ke Bali dulu karena orangtuanya bekerja disana barulah bersama
keluarganya pulang ke Ra’as.
Menurutnya, menjadi Ketua Umum KSR adalah sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Tiba-tiba aja ketika RATTA XXVIII dipilih menjadi Ketua Umum oleh Tim Suksesnya yang mayoritas angkatan 28 juga. Awalnya merasa tidak percaya kenapa harus dia yang terpilih namun mau tidak mau ya tetap harus menjalaninya. Walaupun diawal kepengurusan masih agak canggung tapi dengan bantuan para anggota dan khususnya pengurus inti yang lain berhasil membawa KSR menjadi lebih baik. Sekarang ini di bawah kepemimpinannya banyak program kerja yang dikembangkan. Seperti bakti sosial oleh bidang opdimas yang dulunya hanya sekedar bersih-bersih desa sekarang dibuat dengan skala yang lebih luas sehingga dibuat kepanitiaan. Dan baru-baru ini KSR-PMI UMM menjadi tuan rumah Latihan Gabungan KSR Perti se-Malang dan Litbang menerbitkan artikel penelitian kinerja anggota KSR. Selain itu, pada periodenya. KSR-PMI UMM mendapat penghargaan “Manajemen Lembaga Kemahasiswaan Terbaik 2015/2016” dari Universitas Muhammadiyah Malang.
Ada beberapa fakta menarik
mengenai Ketua Umum kita ini :
1. Kak
Sari terkenal dengan ketidaksukaannya pada sayur kecuali wortel dan bayam.
Konon, kalau ada kegiatan atau kepanitiaan dan makan nasi bungkus bareng jadi
sayurnya langsung dikasi ke anggota yang lain. (Fakta) karena pernah ada
kejadian waktu kecil yang membuatnya tidak suka pada sayur.
2. Kak
Sari ini tidak bisa naik motor. (Fakta) karena memang dulu lama di pondok dan
sekarang kuliah di Malang. Jadi, tidak terlalu punya waktu untuk belajar naik
motor.
3. Pada
awal masuk daftar KSR dulu, Kak Sari diajak oleh teman-teman satu kelasnya tapi
sayangnya, hanya dia yang berhasil sampai menjadi Anggota Muda KSR-PMI UMM.
Setiap orang punya
masanya sendiri, begitu pula dengan kepengurusan periode ini akan digantikan
oleh pengurus berikutnya. Oleh karena itu, sebagai ketua umum Kak Sari berpesan
pada adek-adek maupun anggota yang lain bahwa tetap harus belajar dan belajar,
karena tak ada batas waktu untuk berhenti belajar, anggota KSR harus belajar
banyak hal dan menjalaninya memang tak mudah. Ketika kita berfikir untuk tidak
peduli itu sangat rugi. Namun, komitmen tetap harus dijaga dan ingat tujuan
awal menjadi anggota KSR.
Bagaimanapun
keadaannya, apapun tugas dan tannggungjawabnya yang penting mempunyai komitmen
dan loyal terhadap KSR. Ibarat, Jika memang tak memungkinkan menjadi karang
yang kokoh di dasar lautan, menjadi rumput yang halus nan lembut yang tak goyah
diterpa angin pun agung nilainya. Kita beruntung ketika Hari esok lebih baik
dari hari ini, semoga kepengurusan
selanjutnya lebih baik dari kepengurusan saat ini baik program kerja maupun
kinerja anggota, yakinlah siapapun yang menjadi pemimpin KSR selanjutnya itulah
yang terbaik. Begitulah harapannya pada KSR kedepannya.
Menurut saya, menjadi
seorang pemimpin itu tidaklah mudah dan mereka pun menyadari itu, tapi mereka
memberanikan diri mencoba, mencurahkan tenaga, kreativitas dan pikirannya untuk
membangun dan mengembangkan sebuah organisasi. Mereka adalah para pemimpin yang
hebat. Terimakasih atas segala dedikasinya untuk KSR-PMI UMM. Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar