Periode
2014/2015 KSR-PMI UMM saya bergabung lagi dalam anggota BITPEN. Setiap periode
kepengurusan, bidang ini menerbitkan majalah Pendar yang berisi liputan
mengenai Diklatsar dan profil ketua umumnya. Alhamdulillah saya kembali menulis
profil ketua umum periode tersebut. Kenapa selalu saya? saya juga lupa
kejadiannya pada saat itu tapi saya senang bisa menulis mengenai mereka.
“ Belajar itu bukan untuk Pintar, tapi
untuk mengerti | Wong iku kudu iso rumongso ”
Fariz Ahdiatama, mendengar nama ini sudah
tentu tidak asing lagi ditelinga anggota KSR. Seorang yang So Kece banget, dan
Unik banget apalagi setelah menjadi Ketua Umum KSR. Laki-laki yang terlihat So
simple ini berasal dari tetangga yang
cukup jauh disana, yaitu Ahuloa, Kec. Meluhu, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara. Wow…
keren kan! Kelihatannya jauh karena berada diluar Pulau Jawa namun Perjalanan
bisa di tempuh dengan pesawat sehingga pulang pergipun menjadi lebih mudah. Hal
ini sekaligus membuktikan bahwa kecanggihan teknologi dan informasi dapat
menjadikan sesuatu yang jauh terlihat sangat dekat. Hehehe
Kak Fariz sebelum merantau ke Malang, ia
menempuh pendidikannya di tanah kelahirannya di Sulawesi Tenggara tersebut,
yaitu TK dan SD N 2 Arga Mulya, SMP N 4
Wawotobi dan SMA N 1 Wawotobi. Pertama kali pergi ke Malang sempat menempuh
pendidikan di Universitas Brawijaya jurusan Matematika, namun karena sesuatu
hal pindah di Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Teknik Mesin (2010)
sampai sekarang. Meskipun jauh merantau untuk melanjutkan pendidikan, namun
tetap menjaga semangat untuk melebur dan beradaptasi dengan lingkungan rantauan
hingga akhirnya mencoba berinteraksi dan membangun komunikasi di sebuah
organisasi, yaitu KSR-PMI UMM.
Awalnya, Pada saat menjadi Maba tahun 2010
sudah ingin mendaftar di KSR tapi telat daftarnya akhirnya gagal masuk KSR pada
tahun tersebut, namun berikutnya di tahun 2011 ada suatu peraturan dari
jurusannya yang mewajibkan mahasiswanya untuk masuk KSR dan iapun memenuhi
persyaratan dengan mengikuti serangkaian acara Diklatsar angkatan XXV dan
otomatis menjadi keluarga besar KSR-PMI UMM. Jadi bisa dikatakan bahwa kak
Fariz ini masuk KSR itu antara disengaja dan tidak disengaja.
Fakta :
· Pertama kali masuk KSR kak Faris ini sebenarnya dulu Fakultasnya
mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti UKM KSR-PMI UMM, namun dari lubuk
hatinya yang paling dalam kakak ini meyakinkan diri untuk aktif di KSR.
· Kak Fariz ini ternyata dulu anak MENWA loh (Resimen Mahasiswa)
pada saat di kampus lamanya, wah pantesan orangnya keras dan disiplin tapi
tetap woles. Hehehe
· Hal yang paling berkesan bagi kakak ini selama di KSR adalah
ketika ia menjadi Ketua Pelaksana pada kegiatan 1000 kantong darah yang
dilakukan oleh KSR-PMI UMM tahun 2012, menurutnya Wow banget pada kegiatan
tersebut karena kami bisa bekerjasama dengan pihak luar hingga mensponsori
kegiatan kami dan kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan besar pada saat itu.
· Kak Fariz adalah seorang pembaca. Di waktu luangnya ia gunakan
untuk membaca buku apa saja, entah itu buku tentang agama, kebudayaan daerah,
komik, filsafat, dan pastinya buku teknik mesin dong. Hal ini tercermin dari
pengetahuan yang ia milki tentang sesuatu.
Hal yang luar biasa juga dirasakan pada saat
terpilih menjadi ketua umum KSR-PMI UMM Periode 2014-2015. Dimana pada saat itu
ia sempat kebingungan sebenarnya seperti apa sih tugas Ketum itu?. Sekedar
informasi bahwa kak Fariz ini dulu pernah menjadi anggota Opdimas (Operasional
dan Pengabdian Masyarakat) dan anggota Bitpen (Penerbitan dan Penerangan) Dan
setelah dijalani menjadi Ketua Umum sampai menjelang akhir kepengurusan
ternyata ia menemukan permasalahan yang kompleks terjadi dalam sebuah
organisasi yang bersifat internal maupun eksternal, tapi hal tersebut tidak
membuatnya gentar dan dengan gaya kepemimpinannya ia yakin dan percaya bisa
menemukan solusi di setiap permasalahan.
Menurutnya, Belajar itu bukan untuk pintar
tapi untuk mengerti, Wong iku kudu iso rumongso (Orang
itu harus bisa merasa). Kita harus paham dulu situasi dan kondisi yang terjadi
barulah kita action memikirkan solusi
yang tepat untuk dipakai dalam memecahkan permasalahan. Seperti yang pernah ia
katakan bahwa ketika ingin membenarkan seseorang itu, kita harus melakukan
pendekatan secara pelan-pelan mengikuti alurnya, nah setelah dekat kemudian
kita tarik kearah yang seharusnya. Agar ia tidak merasa terpaksa dan kitapun
diam-diam sukses untuk membenarkannnya.
“Jaga terus kekompakan dan silaturrahmi antar anggota
agar sinergitas dalam organiasi tetap terjaga“ pesan terakhir kak Fariz kepada
seluruh anggota KSR-PMI UMM sebelum didemisioner menjadi ketua umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar