Kamis, 10 Agustus 2017

Fariz Ahdiatama's Profile

Periode 2014/2015 KSR-PMI UMM saya bergabung lagi dalam anggota BITPEN. Setiap periode kepengurusan, bidang ini menerbitkan majalah Pendar yang berisi liputan mengenai Diklatsar dan profil ketua umumnya. Alhamdulillah saya kembali menulis profil ketua umum periode tersebut. Kenapa selalu saya? saya juga lupa kejadiannya pada saat itu tapi saya senang bisa menulis mengenai mereka. 

“ Belajar itu bukan untuk Pintar, tapi untuk mengerti | Wong iku kudu iso rumongso ”


Fariz Ahdiatama, mendengar nama ini sudah tentu tidak asing lagi ditelinga anggota KSR. Seorang yang So Kece banget, dan Unik banget apalagi setelah menjadi Ketua Umum KSR. Laki-laki yang terlihat So simple ini berasal dari  tetangga yang cukup jauh disana, yaitu Ahuloa, Kec. Meluhu, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara. Wow… keren kan! Kelihatannya jauh karena berada diluar Pulau Jawa namun Perjalanan bisa di tempuh dengan pesawat sehingga pulang pergipun menjadi lebih mudah. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa kecanggihan teknologi dan informasi dapat menjadikan sesuatu yang jauh terlihat sangat dekat. Hehehe

Kak Fariz sebelum merantau ke Malang, ia menempuh pendidikannya di tanah kelahirannya di Sulawesi Tenggara tersebut, yaitu TK dan SD N 2 Arga Mulya, SMP N  4 Wawotobi  dan SMA N 1 Wawotobi.  Pertama kali pergi ke Malang sempat menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya jurusan Matematika, namun karena sesuatu hal pindah di Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Teknik Mesin (2010) sampai sekarang. Meskipun jauh merantau untuk melanjutkan pendidikan, namun tetap menjaga semangat untuk melebur dan beradaptasi dengan lingkungan rantauan hingga akhirnya mencoba berinteraksi dan membangun komunikasi di sebuah organisasi, yaitu KSR-PMI UMM.
Awalnya, Pada saat menjadi Maba tahun 2010 sudah ingin mendaftar di KSR tapi telat daftarnya akhirnya gagal masuk KSR pada tahun tersebut, namun berikutnya di tahun 2011 ada suatu peraturan dari jurusannya yang mewajibkan mahasiswanya untuk masuk KSR dan iapun memenuhi persyaratan dengan mengikuti serangkaian acara Diklatsar angkatan XXV dan otomatis menjadi keluarga besar KSR-PMI UMM. Jadi bisa dikatakan bahwa kak Fariz ini masuk KSR itu antara disengaja dan tidak disengaja.

Fakta :
·  Pertama kali masuk KSR kak Faris ini sebenarnya dulu Fakultasnya mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti UKM KSR-PMI UMM, namun dari lubuk hatinya yang paling dalam kakak ini meyakinkan diri untuk aktif di KSR.
·    Kak Fariz ini ternyata dulu anak MENWA loh (Resimen Mahasiswa) pada saat di kampus lamanya, wah pantesan orangnya keras dan disiplin tapi tetap woles. Hehehe
·     Hal yang paling berkesan bagi kakak ini selama di KSR adalah ketika ia menjadi Ketua Pelaksana pada kegiatan 1000 kantong darah yang dilakukan oleh KSR-PMI UMM tahun 2012, menurutnya Wow banget pada kegiatan tersebut karena kami bisa bekerjasama dengan pihak luar hingga mensponsori kegiatan kami dan kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan besar pada saat itu.
·     Kak Fariz adalah seorang pembaca. Di waktu luangnya ia gunakan untuk membaca buku apa saja, entah itu buku tentang agama, kebudayaan daerah, komik, filsafat, dan pastinya buku teknik mesin dong. Hal ini tercermin dari pengetahuan yang ia milki tentang sesuatu.

Hal yang luar biasa juga dirasakan pada saat terpilih menjadi ketua umum KSR-PMI UMM Periode 2014-2015. Dimana pada saat itu ia sempat kebingungan sebenarnya seperti apa sih tugas Ketum itu?. Sekedar informasi bahwa kak Fariz ini dulu pernah menjadi anggota Opdimas (Operasional dan Pengabdian Masyarakat) dan anggota Bitpen (Penerbitan dan Penerangan) Dan setelah dijalani menjadi Ketua Umum sampai menjelang akhir kepengurusan ternyata ia menemukan permasalahan yang kompleks terjadi dalam sebuah organisasi yang bersifat internal maupun eksternal, tapi hal tersebut tidak membuatnya gentar dan dengan gaya kepemimpinannya ia yakin dan percaya bisa menemukan solusi di setiap permasalahan.

Menurutnya, Belajar itu bukan untuk pintar tapi untuk mengerti, Wong iku kudu iso rumongso (Orang itu harus bisa merasa). Kita harus paham dulu situasi dan kondisi yang terjadi barulah kita action memikirkan solusi yang tepat untuk dipakai dalam memecahkan permasalahan. Seperti yang pernah ia katakan bahwa ketika ingin membenarkan seseorang itu, kita harus melakukan pendekatan secara pelan-pelan mengikuti alurnya, nah setelah dekat kemudian kita tarik kearah yang seharusnya. Agar ia tidak merasa terpaksa dan kitapun diam-diam sukses untuk membenarkannnya.

“Jaga terus kekompakan dan silaturrahmi antar anggota agar sinergitas dalam organiasi tetap terjaga“ pesan terakhir kak Fariz kepada seluruh anggota KSR-PMI UMM sebelum didemisioner menjadi ketua umum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar