Alhamdulillah, Maha
Kuasa Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk menulis kembali
setelah sekitar 8 bulan off karena disibukkan dengan urusan akademik. Harap
maklum karena memang harus fokus, dan Alhamdulillah sekarang penulis amatiran
ini sudah menyelesaikan studi S-1 nya yang berarti salah satu dari mimpinya
telah tercapai. Sungguh tidak semudah yang dibayangkan, perlu perjuangan dan
dalam berjuang tentu ada hal yang harus dikorbankan. Tapi memang manis rasanya
hasil dari berjuang itu, bukan hasil yang kita capai yang menjadi ukurannya
tapi proses dalam mencapainya yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh
apapun. Sama halnya jika kita bisa memakan kue dari hasil buatan sendiri,
walaupun rasanya buat orang lain terasa aneh tapi untuk diri sendiri, ada rasa
“puas” bahwa kita bisa membuat sesuatu dari kedua tangan sendiri dan bisa kita
berikan kepada orang lain. You must try ! J
Kali ini mungkin saya
akan berbagi pengalaman mengenai proses penyelesaian skripsi :
1.
Mengklik Skripsi dan Pengumuman Dosen
Pembimbing
Semester 7 telah tiba ! KKN berakhir,
mahasiswa yang sudah menempuh lebih dari 100 SKS (Gak tau tepatnya berapa SKS)
boleh mengklik skripsi dan harus mengisi formulir pendaftaran yang berisi judul
yang akan diajukan dan memilih penjurusan, apakah mengenai Akuntansi Keuangan,
Akuntansi Manajemen, Audit, Akuntansi Syariah, atau Sistem Informasi Akuntansi.
Pada saat itu saya memilih Akuntansi Keuangan karena menurut saya lebih
bervariasi judul yang bisa diajukan. Tidak lama setelah itu, pengumuman
mengenai dosen pembimbingpun akhirnya tiba. Saya dibimbing oleh Pak Setu dan
diluar dugaan, saya mendapatkan pembimbing II yang merupakan salah satu dosen
yang paling saya hindari. Pak Dhaniel. Hehehe lucu aja ketika tahu kalau beliau
menjadi pembimbingku dan pada saat itu mau tidak mau ya harus menerima dan
menjalani.
2.
Judul ditolak
Ketika pertama kali mengajukan judul
skripsi, sejujurnya saya sangat bingung judul apa yang harus diajukan yang
sekiranya saya sukai dari semua mata kuliah akuntansi. Hahaha dan percaya lah
tidak ada satupun mata kuliah yang sangat menarik bagi saya, alias biasa aja.
Mungkin ini salah satu efek salah jurusan. Saya berusaha mencari judul dari
membaca beberapa jurnal dan skripsi di perpustakaan. Ini hanya judul loh, belum
isinya tapi sudah membuat saya berpikir keras. Ah lebay! Dari sekian jurnal dan
skripsi saya baca, saya akhirnya menemukan judul yang menurut saya agak mudah
untuk melakukan penelitian mengenai Internet Financial Report. Judul
tersebut terinsipirasi dari salah satu skripsi kakak di KSR yang juga jurusan
akuntansi. Setelah itu, saya membuat proposal skripsi dan menghadap Pembibing
I. Sayangnya, hari itu saya harus mengalami penolakan karena menurut beliau
judul tersebut tidak bisa diteliti dan tidak relevan. Saya tidak bertanya lebih
lanjut mengapa dan mengapa? Dan saya hanya menerima saran beliau untuk
mengganti judul
3.
Judul diterima dan Seminar Proposal
Setelah penolakan, saya berusaha mencari
judul yang bisa diteliti dengan mudah, dan tidak lama setelah itu saya
mengajukan sekitar 5 judul skripsi tanpa proposal ke Pembimbing I dan beliau hanya
bertanya dari beberapa judul tersebut mana yang sekiranya mempunyai referensi (buku,
skripsi, atau jurnal) sehingga bisa dijadikan acuan untuk melakukan penelitian.
Akhirnya saya menyanggupkan untuk memilih judul mengenai “Cost of Capital”. Alhamdulillah judul saya diterima. Saya segera
meminta persetujuan ke pembimbing II untuk
bersiap melakukan seminar proposal.
4.
Pembimbing II menyarankan untuk
mengganti judul
Pada saat Seminar proposal, saya hanya
mempresentasikan garis besar mengenai penelitian yang akan saya lakukan.
Berakhir dengan revisi dan saya harus meminta persetujuan kembali ke pembimbing
II untuk melanjutkan menyusun BAB I,II, dan III. Diluar dugaan, Ketika saya
melakukan bimbingan dengan pembimbing II ternyata beliau menanyakan beberapa
teori yang telah saya tulis di proposal tersebut dan saya tidak bisa menjawab.
Doorrrr ! dan saya disuruh belajar dan memahami apa yang telah saya tulis.
GAGAL. Sejak saat itu saya merasa takut untuk bertemu dengan beliau tapi saya
tetap mencoba untuk bertemu dengan beliau kembali dilain waktu, namun dengan
hasil yang sama. Pada akhirnya saya merasa jenuh sejenuh-jenuhnya dan saya
sempat tidak menyentuh skripsi itu selama 4 bulan. Oh so long! Selama itu saya
telah melewatkan 3 periode wisuda.
5.
Judul Baru
Selama 4 bulan tersebut, saya banyak
menghabiskan waktu mengabdi di organisasi dan Pada akhir September 2016,
setelah melaui penekanan dari mana-mana saya mengumpulkan kekuatan dan
keberanian untuk menemui pembimbing II tersebut, menunggu dan menunggu beliau
mempunyai jam kosong untuk bisa melakuan konsultasi, dan akhirnya di suatu
sore, saya bisa bertemu dengan beliau dan memperlihatkan proposal yang sama.
Beliau menanyakan berbagai macam pertanyaan yang membuatku bingung sendiri.
Tapi tetap saya mencoba menjawab pertanyaaan tersebut tapi beliau kurang puas
dengan jawabanku. Tiba-tiba hening, sambil membolak-balik kertas proposal
tersebut dan beliau memulai pembicaraan kembali. “Saya sarankan kamu untuk
mengganti judul, yang mudah sajalah. Kalau yang ini saya rasa kamu tidak mampu
!” kata beliau. Oh men ! that’s a bad news for me. Hari itu merupakan hari yang
tidak menyenangkan bagi saya, tapi dengan terjadinya hal tersebut sekaligus
menyadarkan saya untuk tidak berhenti, untuk terus berusaha mencoba mengerti
situasi tersebut. 2 mingggu setelah itu saya datang menghadap beliau dengan
judul dan proposal yang baru. Judul tersebut mengenai “Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan”. Alhamdulillah, setelah menanyakan berbagai pertanyaan dan saya
bisa menjawab pertanyaan beliau, akhirnya proposal saya diterima dan saya
disuruh untuk memberitahu pembimbing I bahwa telah melakukan perubahan judul
dan memulai menyusun BAB 1, II, dan III.
6.
Mengejar Wisuda Periode IV 2016
Saya mengerjakan skripsi saya hanya 1
bulan dari pendahuluan hingga pembahasan. Pada saat itu saya mencoba untuk
mengejar untuk bisa wisuda November, tetapi lagi-lagi tidak sesuai harapan.
Karena saya harus melalui persetujuan dari para pembimbing. Saat telah di ACC
Bab I, II, dan III saya harus melanjutkan bab IV tetapi waktu itu penutupan
siding sudah ditutup dan itu berarti tidak saya tidak bisa ikut wisuda pada
bulan tersebut.
7.
Lika-Liku Bab IV
Bab IV dan V sudah diselesaikan dan telah
mendapat ACC dari pembimbing I, berarti tinggal menjalani bimbingan ke
pembimbing II apakah ada revisi atau tidak. Saya menunda 1 bulan untuk
melakukan bimbingan karena apabila saya sudah di ACC di bulan tersebut, saya
takut akan menjadi malas untuk belajar
dan mungkin melupakan apa yang sudah saya tulis dan itu tidak baik pada saat
ujian skripsi. Jadi, saya memulai bimbingan kembali pada awal Januari 2017. Tidak
semudah yang dibayangkan, saya pikir hanya menjalani 2 atau 3 kali pertemuan
akan segera di ACC ternyata tidak. Sangat sulit meyakinkan dosen tersebut bahwa
penelitian tersebut benar adanya. Pernah suatu hari ketika melakukan
konsultasi, beliau mengecek kembali hasil perhitunganku dengan menggunakan
kalkulator. That’s crazy for me! Beliau sangat teliti. Ketika beliau menemukan
perhitungannya tidak sama dengan perhitunganku, Beliau complain dan saat itu
saya menunjukkan keberanian untuk mencoba mempertahankan hasil yang telah saya
hitung. Dengan menunjukkan bukti berupa laporan keuangan perusahaan dan
menjelaskan mengapa saya mempunyai hasil seperti itu. Oh… itu adalah momen
terbaik yang pernah aku rasakan selama bimbingan skripsi. Beliau mengiyakan
jawabanku lah yang benar dan kembali menyuruh untuk mempelajari lebih dalam
mengenai laporan keuangan tersebut. 2 hari setelah itu, saya mengumpulkan
kembali hasil revisian dan ACC bab IV dan V. Itu berarti saya bisa melakukan
seminar hasil.
8.
Seminar Hasil
Selangkah lagi, salah satu syarat untuk
bisa sidang yaitu harus melakukan seminar hasil. Seminar hasil mempresentasikan
pembahasan dan hasil dalam penelitian. Ketika akan semhas, saya harus
mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing I kapan dan dimana ruangan
yang akan digunakan untuk semhas. Saya hanya perlu menyiapkan slide, paper
untuk minimal 10 audiens dan makanan untuk para audiens. Yang menarik pada hari
itu adalah saya telah melakukan konsultasi sebelumnya dan menentukan tanggal
untuk bisa semhas. Bodohnya, saya tidak mengingatkan lagi pembimbing saya sehingga
pada hari H, saya sudah membeli makanan untuk audiens dan tinggal mencari
pembimbing saya. Tetapi beliau ternyata hari itu mempunyai tamu dari luar kota
sehingga harus mengosongkan jadwalnya. Dan akhirnya saya dimarahin di depan
beberapa mahasiswa dan beberapa dosen lainnya but I Don’t care. The important
for me is I can semhas. Just like that. Hehhehe I’m sorry Sir. Akhirnya sesuai
rencana saya melakukan semhas walaupun tanpa beliau. Never mind !
9.
Sidang Skripsi
Saat-saat paling mendebarkan adalah
ketika menanti jadwal sidang dan pengumuman mengenai dosen penguji. 2 Februari
2017 adalah hari bersejarah karena hari itu adalah jadwal sidang saya untuk
meraih gelar “SE”. Penguji saya saat itu adalah Pak Waluyo dan Bu Ghina. Saya
menanyai beberapa mahasiswa lainnya yang telah melakukan sidang dan mendapat
penguji yang sama mengenai informasi tentang bagaimana penguji tersebut ketika
menguji. Ada yang bilang bahwa mereka sangat teliti dan kadang-kadang
menunjukkan wajah tidak bersahabat. Hehhehe akhirnya pada malamnya saya belajar
tetapi tidak ada yang bisa masuk di kepala. Hahhaa…. Saat itu tiba ternyata
saya mendapat perubahan penguji dari bu Ghina menjadi Bu Eny. Oh Thank’s God!
Dapat Bu Eny menjadi penguji seperti sesuatu banget. Karena bu Eny adalah orang
yang sangat halus dan ramah sekali terhadap mahasiswanya. But I think ketika
sidang suasananya biasa aja. Malah lebih sulit dan menderita ketika bimbingan
dengan Pak Dhaniel. Mungkin inilah mental yang sudah sudah saya bentuk ketika
akan berhadapan dengan Pak Dhaniel, jadi sudah terbiasa dengan keadaan tertekan
bagaimana harus menjawab dan prepare segala sesuatunya sebelum berperang. hahha
Ah The Best dah…. Saya dinyatakan LULUS oleh penguji dan harus melakukan revisi
dan lagi-lagi Alhamdulillah revisinya hanya ketikan yang salah pada abstrak dan
rumusan masalah.
10. Outbond
Outbond ini adalah salah satu rangkaian
yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis, so harus diikuti karena sudah bayar
haaha. Outbond ini dilaksankan di Taman Sengkaling UMM, Maklumlah kampus kami
punya tempat rekreasi jadi bisa dijadikan tempat untuk outbond. Sangat seru,
kami menikmati segala permainannya terutama saat memanah.
11. Yudisium
Yudisium adalah acara pelepasan lulusan
dari fakultas. Sama dengan wisuda tapi hanya dalam lingkup fakultas dan setiap
fakultas wajib melakukan yudisium sebelum wisuda. Acara ini dilaksanakan di
Basement Dome. Alhamdulillah kami tidak perlu menggunakan kebaya sebagai
dresscode hahhaha karena sungguh rempong sekali. Office style adalah dresscode
yang kami gunakan, yaitu bawahan hitam non jeans, atasan putih dan berjas hitam
dan jilbab hitam atau putih selayknya orang kantoran.
12. Gladi
Wisuda
Sebelum wisuda, para lulusan periode
tersebut perlu melakukan gladi untuk persiapan wisudanya. Tapi sebelum itu
harus mengambil perlengkapan wisuda seperti toga, pin, dan undangan terlebih
dahulu. Sehingga kita tahu nomor urut untuk memasuki Dome pada saat dikirab. Pada
saat itu, saya menganti toga karena sangat longgar sekali dan jelek. Alhamdulillah
setelah proses gladi, kantor perlengkapan masih buka sehingga bisa diganti.
13. Wisuda
25 Februari 2017 adalah hari yang sangat ditunggu
karena merupakan puncak dari proses lulus dari Universitas. 2 hari sebelumnya
orangtua saya sudah di Malang juga dikarenakan kalau 1 hari sebelumnya baru
datang akan kelelahan saat mengikuti proses wisuda. Pada saat wisuda kampus
selalu mengundang orang-orang penting untuk speech. Alhamdulilah saat wisuda
saya ada 5 Menteri yang datang, Yakni Menteri Susi (Menteri Kelautan), Muhadjir
Effendi (Menteri Pendidikan), Chairul Tanjung (Menteri Perdagangan – Periode SBY),
Muh. Nuh (Menteri Pendidikan – Periode SBY), Malik Fajar (Menteri Pendidikan – Periode
Megawati). Senang bertemu dengan para orang hebat ! semoga ketularan kehebatan
dan kesuksesannya. Amin.
Untuk Wisuda ini saya
perlu meghabiskan waktu sekitar 4,5 tahun di Universitas. Sungguh waktu yang
cukup lama. Selama itu, banyak hal yang sudah saya lewati dan telah banyak pula
belajar tentang sesuatu. Ditinggal teman wisuda duluan, ditinggal oleh salah
satu orang yang sangat yang disayang, mengecewakan orangtua, mengecewakan
dosen. Tapi orang-orang punya prosesnya masing-masing. Semua itu saya syukuri, “Khairan
Insya Allah”. Disaat saya berjuang dan bangkit kembali, saya menemukan sahabat
yang selalu mendukung saya, mendapatkan pengetahuan baru dan bertemu
dengan-dengan orang yang sangat mneginspirasi, lebih dekat dengan orangtua dan
adik-adik saya, dan satu lagi yang lebih penting lebih dekat dengan ALLAH. Sekitar Juli 2016 saya memutuskan untuk berhijrah. Alhamdulilah semoga Istiqomah dengan pilihan tersebut.
Memang
benar jika kita ingin mendapatkan atau mencapai sesuatu, maka jangan pernah
berhenti untuk mencapainya. Gagal, coba lagi, lagi dan lagi sampai tercapai. Tapi
jika sekali gagal kita berhenti, maka selesai ! tidak akan pernah tercapai.
Ingat,
kita punya Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Seberapapun besarnya
masalahmu, Allah selalu punya jalan dan solusi. So, jangan pernah berhenti
berdoa dan teruslah berusaha !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar