Sabtu, 10 Januari 2015

RAWINA NURMARIANITA

“OPDIMAS itu pilihan dari HATI”

Lahir di Mataram, 26 Desember 1993. Menempuh jurusan Farmasi-FIKES sejak tahun 2012 sampai sekarang di Universitas Muhammadiyah Malang untuk bisa mengejar impian hidupnya, menjadi seorang Apoteker. Ia rela menjemput impiannya itu dengan berhijrah dari Bima, Nusa Tenggara Barat ke Malang untuk menuntut Ilmu. Di tengah misi besarnya tersebut, pada tahun yang sama ia memutuskan untuk bergabung dengan keluarga besar KSR-PMI UMM dengan mengikuti DIKLATSAR XXVI yang dijadikan sebagai wadah untuk bersosialisasi dan tentunya selaras dengan jurusannya.

Ada yang kenal tidak dengan profil di atas? Hemmm… kalau tidak kenal berarti anda bukan anggota KSR-PMI UMM. Loh kok bisa? Ya bisalah, siapa coba yang tidak kenal dengan yang mempunyai nama akrab Kak Wina ini. Nah, di segmen profil BITPEN kali ini akan membahas sedikit tentang kegiatan dari kak Wina selama di Opdimas. Harapannya untuk pembaca dapat mengambil contoh dari profil kita ini khususnya teman-teman KSR yang kuliahnya di Kampus II UMM. OK !

Rawina Nurmarianita. Begitulah nama lengkap dari kak Wina yang mempunyai mata sipit dan wajah chinese itu. Ia merupakan anggota bidang Opdimas (Operasional dan Pengabdian Masyarakat) periode 2013-2014 dan pada periode 2014-2015 terpilih lagi menjadi anggota opdimas. Ketika diwawancarai di Markas KSR-PMI UMM (20/11), Kak Wina menjelaskan alasannya berada di Opdimas “sebenarnya dulu waktu awal masuk KSR saya memilih opdimas karena saya tidak mempunyai gambaran tentang bidang-bidang selain Opdimas. Sehingga saya memilih bidang tersebut. Dan pada periode berikutnya ketika saya menjadi mid formatur disitulah saya membuat keputusan dari hati bahwa saya ingin di Opdimas”.

*Opdimas merupakan salah satu bidang di KSR-PMI UMM yang bergerak pada hal yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat seperti Tim Kesehatan, Donor darah, pengenalan obat-obatan, dan bakti sosial.

Pada saat RATTA XXVI yang lalu, Kak Wina pernah terpilih menjadi Mid Formatur yang mana bersama Formatur  menyusun dan menentukan pengurus inti dan bidang-bidang serta koordinatornya. Nah. Kalau dipikir, Kak Wina bisa saja memilih dirinya sendiri menjadi Co. bidang atau pengurus inti. Secara ia mid formatur jadi mempunyai peluang besar untuk menentukan pilihannya. Namun ia memutuskan untuk menjadi anggota Opdimas untuk kedua kalinya “waktu itu, saya diberi pilihan antara sekretaris atau Opdimas. Daripada saya menjadi sekretaris, saya memilih untuk tetap berada di opdimas”. Ungkapnya pada tim redaksi.

Bagi dara manis ini, berada di KSR khususnya di bidang Opdimas itu merupakan sesuatu hal yang luar biasa, selain terlihat paling kompak karena anggota opdimas banyak yang aktif dibandingkan dengan anggota bidang yang lain juga karena ia dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya di bangku kuliah secara langsung pada saat menjadi Tim Kesehatan. Menurutnya, yang di dapat dari bangku kuliah itu hanya teori saja tapi ketika langsung dihadapkan pada kasus di lapangan selain bisa mengaplikasikan ia juga dapat melatih mentalnya saat berhadapan dengan pasien khususnya yang berhubungan dengan pemberian obat-obatan.

Fakta :
Kak Wina mendapat julukan “Si Makan Gratis” karena dulu waktu menjadi Timkes di P2KK pernah tidak mengeluarkan uang saku seminggu karena makan gratis disana. Hahahaha pantesan !

Ternyata dulu pada saat awal menjalankan tugas menjaga P2KK bersama dengan kak Yuni, mereka mengalami situasi yang sangat susah ketika mereka harus memberikan obat kepada pasien yang sakit sedangkan pada kondisi tersebut mereka ditinggal oleh kakak-kakak yang lain. jadi sebagai anggota muda yang belum mengerti apa-apa dan harus berurusan dengan pasien yang tidak tahu harus diberi obat apa, mereka  memutuskan untuk membagi tugas. Kak Wina yang nyari obatnya dan Kak Yuni yang buka catatannya tentang macam-macam obat dan penggunaannya. Setelah menemukan obatnya dan memberikannya ke pasien lalu mereka tertawa terbahak-bahak. “sementara menunggu Yuni membaca catatannya tentang obat yang harus diberikan, saya mengutak-atik lemari obat sambil gemetaran sampai-sampai obat yang ku ambil di lemari jatuh ke lantai sangking bingungungnya”.

Ini momen yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya dimana merupakan proses yang awalnya menjadi anggota masih canggung karena ilmunya belum terserap dan sekarang setelah saya tahu teorinya di kampus dan saya bisa mengaplikasikannya di KSR ini ketika menjadi Timkes kampus. Intinya, kita bisa karena sudah terbiasa dan dengan itu kita bisa memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kak Wina ini termasuk orang yang bisa memanajemen waktunya dengan baik, mengingat ia  adalah mahasiswi farmasi yang berkuliah di kampus II, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk terus aktif di KSR walaupun memang tidak se-intens anggota dari kampus III, jika ia mempunyai waktu senggang di sela aktivitasnya di kampus, ia menyempatkan untuk datang ke Markas tercinta. Baik itu ada koordinasi, jadi Timkes ataupun event-event yang lainnya.

“Di KSR itu kita dianggap saudara dan sudah seperti keluarga sendiri. Jadi jangan ragu atau sungkan untuk aktif di KSR karena banyak hal  yang bermanfaat dapat kita lakukan. Bukan hanya sekedar datang, duduk kemudian pulang. Mungkin kita bisa sharing ilmu mengenai obat-obatan, pertolongan pertama maupun tentang hal-hal yang lain di luar itu”.  Pesannya untuk teman-teman pembaca ^_^

Wah . . . sungguh hebat bukan profil kita ini, terbukti ketika kita melakukan sesuatu dengan hati, hasilnya akan lebih baik daripada yang melakukannya secara terpaksa. Kita akan lebih bersemangat, ringan dan ikhlas untuk berbagi di dalamnya. Selain itu, secara sadar atau tidak sadar kita bisa menggerakkan orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan. Applause untuk diri kita sendiri ^_^

Pekerjaan apapun itu, Ketika melakukannya dengan hati, kita bisa menyentuh hati orang lain juga. Karena hati hanya bisa disentuh dengan hati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar