“OPDIMAS itu pilihan dari HATI”
Lahir di Mataram, 26 Desember 1993. Menempuh jurusan Farmasi-FIKES
sejak tahun 2012 sampai sekarang di Universitas Muhammadiyah Malang untuk bisa
mengejar impian hidupnya, menjadi seorang Apoteker. Ia rela menjemput impiannya
itu dengan berhijrah dari Bima, Nusa Tenggara Barat ke Malang untuk menuntut
Ilmu. Di tengah misi besarnya tersebut, pada tahun yang sama ia memutuskan
untuk bergabung dengan keluarga besar KSR-PMI UMM dengan mengikuti DIKLATSAR
XXVI yang dijadikan sebagai wadah untuk bersosialisasi dan tentunya selaras
dengan jurusannya.
Ada yang kenal tidak dengan profil di atas? Hemmm… kalau tidak
kenal berarti anda bukan anggota KSR-PMI UMM. Loh kok bisa? Ya bisalah, siapa
coba yang tidak kenal dengan yang mempunyai nama akrab Kak Wina ini. Nah, di
segmen profil BITPEN kali ini akan membahas sedikit tentang kegiatan dari kak
Wina selama di Opdimas. Harapannya untuk pembaca dapat mengambil contoh dari
profil kita ini khususnya teman-teman KSR yang kuliahnya di Kampus II UMM. OK !
Rawina Nurmarianita. Begitulah nama lengkap dari kak Wina yang mempunyai mata sipit dan wajah chinese itu. Ia merupakan anggota bidang Opdimas (Operasional dan Pengabdian Masyarakat) periode 2013-2014 dan pada periode 2014-2015 terpilih lagi menjadi anggota opdimas. Ketika diwawancarai di Markas KSR-PMI UMM (20/11), Kak Wina menjelaskan alasannya berada di Opdimas “sebenarnya dulu waktu awal masuk KSR saya memilih opdimas karena saya tidak mempunyai gambaran tentang bidang-bidang selain Opdimas. Sehingga saya memilih bidang tersebut. Dan pada periode berikutnya ketika saya menjadi mid formatur disitulah saya membuat keputusan dari hati bahwa saya ingin di Opdimas”.
Rawina Nurmarianita. Begitulah nama lengkap dari kak Wina yang mempunyai mata sipit dan wajah chinese itu. Ia merupakan anggota bidang Opdimas (Operasional dan Pengabdian Masyarakat) periode 2013-2014 dan pada periode 2014-2015 terpilih lagi menjadi anggota opdimas. Ketika diwawancarai di Markas KSR-PMI UMM (20/11), Kak Wina menjelaskan alasannya berada di Opdimas “sebenarnya dulu waktu awal masuk KSR saya memilih opdimas karena saya tidak mempunyai gambaran tentang bidang-bidang selain Opdimas. Sehingga saya memilih bidang tersebut. Dan pada periode berikutnya ketika saya menjadi mid formatur disitulah saya membuat keputusan dari hati bahwa saya ingin di Opdimas”.
*Opdimas merupakan salah satu bidang di KSR-PMI UMM yang bergerak
pada hal yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat seperti Tim Kesehatan,
Donor darah, pengenalan obat-obatan, dan bakti sosial.
Pada saat RATTA XXVI yang lalu, Kak Wina pernah terpilih menjadi
Mid Formatur yang mana bersama Formatur menyusun dan menentukan pengurus
inti dan bidang-bidang serta koordinatornya. Nah. Kalau dipikir, Kak Wina bisa
saja memilih dirinya sendiri menjadi Co. bidang atau pengurus inti. Secara ia
mid formatur jadi mempunyai peluang besar untuk menentukan pilihannya. Namun ia
memutuskan untuk menjadi anggota Opdimas untuk kedua kalinya “waktu itu,
saya diberi pilihan antara sekretaris atau Opdimas. Daripada saya menjadi
sekretaris, saya memilih untuk tetap berada di opdimas”. Ungkapnya pada tim
redaksi.
Bagi dara manis ini, berada di KSR khususnya di bidang Opdimas itu
merupakan sesuatu hal yang luar biasa, selain terlihat paling kompak karena
anggota opdimas banyak yang aktif dibandingkan dengan anggota bidang yang lain
juga karena ia dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya di bangku kuliah
secara langsung pada saat menjadi Tim Kesehatan. Menurutnya, yang di dapat dari
bangku kuliah itu hanya teori saja tapi ketika langsung dihadapkan pada kasus
di lapangan selain bisa mengaplikasikan ia juga dapat melatih mentalnya saat
berhadapan dengan pasien khususnya yang berhubungan dengan pemberian
obat-obatan.
Fakta :
Kak Wina mendapat julukan “Si Makan Gratis” karena dulu waktu
menjadi Timkes di P2KK pernah tidak mengeluarkan uang saku seminggu karena
makan gratis disana. Hahahaha pantesan !
Ternyata dulu pada saat awal menjalankan tugas menjaga P2KK
bersama dengan kak Yuni, mereka mengalami situasi yang sangat susah ketika
mereka harus memberikan obat kepada pasien yang sakit sedangkan pada kondisi
tersebut mereka ditinggal oleh kakak-kakak yang lain. jadi sebagai anggota muda
yang belum mengerti apa-apa dan harus berurusan dengan pasien yang tidak tahu
harus diberi obat apa, mereka memutuskan untuk membagi tugas. Kak Wina
yang nyari obatnya dan Kak Yuni yang buka catatannya tentang macam-macam obat
dan penggunaannya. Setelah menemukan obatnya dan memberikannya ke pasien lalu
mereka tertawa terbahak-bahak. “sementara menunggu Yuni membaca catatannya
tentang obat yang harus diberikan, saya mengutak-atik lemari obat sambil
gemetaran sampai-sampai obat yang ku ambil di lemari jatuh ke lantai sangking
bingungungnya”.
Ini momen yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya
dimana merupakan proses yang awalnya menjadi anggota masih canggung karena
ilmunya belum terserap dan sekarang setelah saya tahu teorinya di kampus dan
saya bisa mengaplikasikannya di KSR ini ketika menjadi Timkes kampus. Intinya,
kita bisa karena sudah terbiasa dan dengan itu kita bisa memberi manfaat bagi
diri sendiri maupun orang lain.
Kak Wina ini termasuk orang yang bisa memanajemen waktunya dengan
baik, mengingat ia adalah mahasiswi farmasi yang berkuliah di kampus II,
hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk terus aktif di KSR walaupun memang
tidak se-intens anggota dari kampus III, jika ia mempunyai waktu senggang di
sela aktivitasnya di kampus, ia menyempatkan untuk datang ke Markas tercinta.
Baik itu ada koordinasi, jadi Timkes ataupun event-event yang lainnya.
“Di KSR itu kita dianggap saudara dan sudah seperti keluarga
sendiri. Jadi jangan ragu atau sungkan untuk aktif di KSR karena banyak
hal yang bermanfaat dapat kita lakukan. Bukan hanya sekedar datang, duduk
kemudian pulang. Mungkin kita bisa sharing ilmu mengenai obat-obatan,
pertolongan pertama maupun tentang hal-hal yang lain di luar itu”.
Pesannya untuk teman-teman pembaca ^_^
Wah . . . sungguh hebat bukan profil kita ini, terbukti ketika
kita melakukan sesuatu dengan hati, hasilnya akan lebih baik daripada yang
melakukannya secara terpaksa. Kita akan lebih bersemangat, ringan dan ikhlas
untuk berbagi di dalamnya. Selain itu, secara sadar atau tidak sadar kita bisa
menggerakkan orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan.
Applause untuk diri kita sendiri ^_^
Pekerjaan apapun itu, Ketika melakukannya dengan hati, kita bisa
menyentuh hati orang lain juga. Karena hati hanya bisa disentuh dengan hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar