Minggu,
12 Oktober 2014 pukul 05.00 WIB Tim Kesehatan LKMM (Pelatihan Kepemimpinan
dan Manajemen organisasi Mahasiswa) Th. 2014/2015 di Coban Rondo. Jadwal untuk
anggota KSR-PMI UMM pada hari itu, pagi-pagi sudah harus berkumpul di Kampus
pinta bagian Kemahasiswaan UMM selaku pelaksana acara tersebut.
Demi
profesionalitas dan tanggung jawab terhadap kemanusiaan, kami rela datang
sepagi itu dengan semangat 45 dan muka beseri-seri. Hehehe maklumlah selain itu
terdapat misi lain, apalagi kalau bukan makan gratis. Yah, kami terkenal dengan
sebutan “pejuang nasi bungkus” tapi jangan disalah artikan kalau kami jadi tim
kesehatan hanya untuk ini walaupun memang iya terkadang anak-anak senang
menjaga karena lagi krismon atau belum dapat kiriman dari orangtua.
Tetap terpatri dalam diri bahwa kami anggota KSR-PMI UMM yang professional dan menjunjung nama baik almamater dan korps. Lagian kalau dipikir, kami butuh makan sebagai kekuatan untuk bisa menolong korban karena pada prinsipnya keselamatan penolong itu lebih diutamakan. Coba bayangkan, kalau penolongnya lemas tak berenergi, bagaimana kita mau menolong korban yang sedang membutuhkan? Bukannya mereka yang ditolong tapi kita yang ditolong. Tidak lucu bukan? Kami relawan bertindak atas dasar kemanusiaan yang tidak meminta bayaran, yang dituntut untuk siap sedia sebagai tenaga terlatih tapi perlu di garis bawahi bahwa kami juga manusia biasa, jadi tidak serta merta mengiyakan atau menyetujui jika diminta untuk menjadi relawan, kami terbentuk dalam organisasi yang terstruktur dimana sumber daya manusianya berperan ganda yang mempunyai kepentingan sebagai pribadi dan anggota organisasi sehingga terkadang kami harus menolak jika ada yang meminta untuk jadi timkes karena memang tidak bisa. Tak jarang kampus memberikan fee sebagai penghargaan dan pemberdayaan sebagai organisasi kampus seperti saat menjaga Wisuda, PESMABA (Pengenalan Studi Mahasiswa Baru), Program Kampus P2KK, dan lembaga lain seperti sekolah-sekolah binaan KSR dimana kami menjadi pengajar PMR (Palang Merah Remaja) dan itu menjadi dana operasional lembaga.
Tetap terpatri dalam diri bahwa kami anggota KSR-PMI UMM yang professional dan menjunjung nama baik almamater dan korps. Lagian kalau dipikir, kami butuh makan sebagai kekuatan untuk bisa menolong korban karena pada prinsipnya keselamatan penolong itu lebih diutamakan. Coba bayangkan, kalau penolongnya lemas tak berenergi, bagaimana kita mau menolong korban yang sedang membutuhkan? Bukannya mereka yang ditolong tapi kita yang ditolong. Tidak lucu bukan? Kami relawan bertindak atas dasar kemanusiaan yang tidak meminta bayaran, yang dituntut untuk siap sedia sebagai tenaga terlatih tapi perlu di garis bawahi bahwa kami juga manusia biasa, jadi tidak serta merta mengiyakan atau menyetujui jika diminta untuk menjadi relawan, kami terbentuk dalam organisasi yang terstruktur dimana sumber daya manusianya berperan ganda yang mempunyai kepentingan sebagai pribadi dan anggota organisasi sehingga terkadang kami harus menolak jika ada yang meminta untuk jadi timkes karena memang tidak bisa. Tak jarang kampus memberikan fee sebagai penghargaan dan pemberdayaan sebagai organisasi kampus seperti saat menjaga Wisuda, PESMABA (Pengenalan Studi Mahasiswa Baru), Program Kampus P2KK, dan lembaga lain seperti sekolah-sekolah binaan KSR dimana kami menjadi pengajar PMR (Palang Merah Remaja) dan itu menjadi dana operasional lembaga.
Kembali
ke LKMM. Sarapan sebelum bekerja itu wajib seperti yang sudah dijelaskan diatas
dan perjalanan kami ke Coban Rondo ditempuh kurang lebih 1 jam menggunakan
mobil Ambulance dengan dilengkapi Pakaian Seragam Lapang (PSL) berscraft dan
Pakaian Diklat berompi menjadi dress code wajib KSR. Sampai disana, kami
disambut dengan udara dingin menyengat Kota Batu-Malang dan pepohonan hijau
yang bershabat. Hahhhh . . . lingkungan dengan pohon yang hijau seperti ini
sudah jarang ditemukan di Indonesia dan beruntunglah yang masih bisa merasakan
betapa indah ciptaan-Nya. Selain
menjadi Tim Kesehatan, kami memanfaatkan momen ini sebagai ajang refreshing dan
piknik keluarga KSR. Betapa tidak, nasi kotak yang diberikan kemahasiswaan
masih tersisa banyak dan sampai disana disuguhi kue kotak dan siangnya dikasi
nasi kotak lagi belum lagi kakak-kakaknya yang datang menyusul membawa aneka
snack. Alhamdulillah kenyang dan semoga berkah.
Hem.
. . disana, kami menemukan banyak serangga yang beraneka macam. Ya iyalah
disana kan hutan lindung, jadi masih terjaga kelestariannya. Nah, salah satu
temanku yang bernama Ru’yat berinisiatif untuk mengabadikan Maha Karya Tuhan
tersebut dengan memotretnya. Mulai dari kodok, belalang, dan yang lebih
berkesan itu serangga yang bernama cengkeret (Bahasa Jawa) karena kami
menemukan kepompongnya dan kelihatannya baru bermetamorfosis sempurna. Ke Coban
Rondo? Tak seru jika tidak ke tempat air terjunnya. Tiidak jauh dari tempat
LKMM outbond, ada air terjunnya dan kami mengiringi mereka kesana sebelum
pulang dan suasana berubah 180 derajat bertambah dingin. Oia, selfie dulu dong!
Momen harus diabadikan sebagai arsip dan sebagai jejak langkah. Pokoknya kami
benar-benar refreshing dan insya Allah acara ini adalah hal yang positif dan
bermanfaat.
kereeeeeeeeeeen (y)
BalasHapusHheheh baru liat komenmu nen. maksihhh
BalasHapus