Pernah
menjalin suatu hubungan tapi putus di tengah jalan?
Pernah
ditinggalin begitu aja tanpa rasa peduli?
Pernah
masih mengharapkan kembali yang sudah pergi?
Pernah
masih menyayangi dia yang pergi?
Aku
yakin pasti ada yang pernah merasakan hal-hal tersebut. Wajar lah karena kita
manusia yang pandai merasa. Perempuan maupun laki-laki sama aja yang berbeda
mungkin cara mengekspresikan dan menyelesaikannya. Galau? Hahaha pasti iyalah,
bohong banget kalau enggak. Memang resiko setiap orang yang memilih jalan
pacaran untuk berhubungan karena hal seperti ini sangat mungkin terjadi.
Setiap
kejadian yang terjadi dalam hidup kita mempunyai fase dimana ada perkenalan,
pendekatan, pacaran, perpisahan, dan kemudian kembali lagi ke fase awal. Tidak
hanya itu, perasaan pun mempunyai fase saling kepo, berbunga-bunga, perasaan
disayang dan disanjung, pembuktian, kemudian terjadi konflik dan mulai ragu
terhadap pasangan, ketidakpercayaan dan akhirnya patah hati ketika sudah saling
capek. Benar apa benar? Walaupun awalnya kita tidak ada niat untuk saling
menyakiti namun seiring berjalannya waktu ketika kebutuhan dari masing-masing
sudah tak dapat dipenuhi maka tak jarang hubungan semakin sesak untuk dijalani,
semakin berat dan terasa menghambat kemudian mau tidak mau harus saling
menyakiti dengan putus, atau berkhianat dsb. apabila
masalah sudah dapat tidak mempunyai solusi terbaik.
Lantas,
apa yang harus kita lakukan ketika hal itu telah terjadi?
Kata
klasik dari yang pernah ku dengar adalah “sabar”. Sabar ya …, sabar, pasti ada
hikmahnya…, sabar, pasti ada
pengganti yang lebih baik…, sabar,
Allah sedang mengujimu.
Tidak ada yang salah dengan nasihat itu. Malah sangat benar sekali. Namun, itu akan kurang berguna atau bisa disebut hanya angin lalu aja apabila masih awal terjadinya. Karena hati ini masih sakit dengan perasaan menderita lainnya. Miris memang perasaan berharap itu. Hufftttt…. Sebagai orang yang pernah merasakannya, mungkin hal-hal ini yang bisa dilakukan :
Tidak ada yang salah dengan nasihat itu. Malah sangat benar sekali. Namun, itu akan kurang berguna atau bisa disebut hanya angin lalu aja apabila masih awal terjadinya. Karena hati ini masih sakit dengan perasaan menderita lainnya. Miris memang perasaan berharap itu. Hufftttt…. Sebagai orang yang pernah merasakannya, mungkin hal-hal ini yang bisa dilakukan :
1. Biarkan dirimu merasakan sakit hati itu. Silahkan berbicara apapun tentangnya,
entah itu baik atau buruknya, menangis sepuasnya, mengenang, memakinya, merasa
menyesal. Tapi ingat ya, jangan biarkan dirimu terlalu larut dalam kesedihan
itu ! bicaralah dengan orang ketiga seperti teman atau orang tua.
2. Renungkan. Tahap ini adalah kita mulai berpikir
imbang tentang kau dan dia. Dimana kau tidak hanya serta merta menyalahkannya,
namun mulai merenungkan sifat dan perilakumu sendiri. Disinilah biasanya kita
mulai menyesali perbuatan kita sendiri tapi juga masih menyangkal bahwa dia
juga mempunyai andil yang sama dalam hubungan tersebut.
3. Meminta maaflah padanya
sekaligus berterima kasih. Walaupun kau merasa tak perlu berhubungan lagi
dengannya apalagi jika posisimu adalah korban pengkhianatan misalnya. tapi tidak ada salahnya untuk meminta maaf
karena kita manusia biasa, tempatnya salah. Serta berterima kasihlah padanya
karena dalam berhubungan pasti telah banyak membantumu dan pernah menjadi
alasanmu untuk tertawa bahagia. Tidak boleh dendam atau membenci loh ya !
4. Kembalilah pada Allah. Sebaik-baik tempat kembali seorang
hamba itu adalah pada penciptanya. Wajar apabila seorang manusia itu apabila
ditimpa musibah akan mulai berharap pada-Nya kembali. Lakukanlah ibadah wajib dan sunnah dengan sungguh-sungguh. Misalnya
sholat di awal waktu, dzikir, mengaji, dan sholat tahjjud sambil berdoa meminta
ampun karena telah lalai dengan perintah-Nya, telah berharap pada selain Dia, dan
mintalah kesabaran, kekuatan, keikhlasan, dan ketenangan dalam menjalani UJIAN
itu.
5.
Alihkan perhatian, fokuskan kembali pada apa yang ingin
kau capai. Misalnya menyelesaikan skripsi, menulis draf untuk blog, mengikuti
seminar, kajian tentang islam,dan melakukan hal-hal yang bisa membuatmu
menggantikan memori untuk mengingatnya kembali, segala sakit yang kau rasakan.
6. Menata hati kembali. Jangan sampai karena kau pernah
tersakiti dan terluka lantas membuatmu trauma dan tidak ingin berhubungan
kembali. Oh tidak ! belajar dari pengalaman, dan pastinya harus menjadi pribadi
lebih baik. Berfikirlah bahwa kau akan menemukan yang terbaik untukmu. Saatnya
kau berteman dengan siapa saja, membangun relasi dengan siapapun dalam hal
kebaikan. Siapa tahu kau bertemu dengan jodohmu. Hehehehe
7. Stop KEPO ! hal yang tidak berguna untuk
dilakukan. Keep going lah, never look back ! semua hal yang diatas menjadi
sia-sia ketika kau masih sedikit berharap padanya padahal dia sudah bebahagia
bersama yang lain. Think smart lah, harusnya kamu juga bisa seperti dia tapi
pakailah cara yang terhormat.
Apalagi
ya ? cukup sepertinya. Memang apabila dibaca kelihatannya gampang. Tapi kalau
kita bertekad untuk bisa menjadi lebih baik. Insya Allah dimudahkan oleh Allah.
Satu hal yang aku ingat dan menjadi penguat ketika aku mengalami sakit ini :
“Allah
itu Maha Adil, segala perbuatan itu pasti akan ada ganjarannya”
“Janji
Allah adalah benar, laki-laki baik-baik untuk perempuan baik-baik dan perempuan baikbaik untuk laki-laki baik-baik”
Bersyukurlah Wa, semuanya pasti ada hikmahnya bahwa Allah telah menyelamatkanmu
dari orang yang mungkin tidak baik untukmu, agamamu, dan masa depanmu. Bukankah
kau pernah berdoa pada-Nya untuk diberikan yang terbaik, dan mungkin itulah
jawaban doamu dia bukanlah orangnya. Allah sangat sayang padamu, Dia memberimu jalan dan kesempatan
untuk mendapatkan yang terbaik itu dengan dirimu berusaha untuk menjadi pribadi
yang lebih baik agar kau pantas bersamanya.
So…
sesuatu yang istimewa itu tidak mudah di dapatkan. Kau perlu berjuang untuk
pantas juga di perjuangkan. Jadilah berharga walaupun kau pernah tidak dihargai
olehnya ! Semangat Berjuang ke arah yang lebih baik dengan Menggapai cinta-Nya
agar kau juga diberi jodoh yang juga mencinta-Nya.
"Rabbana hablana milladunka zaujana tayyiban, wayakuna shahiban lii fiddini, wadduunnya wal akhirat"
Artinya : Ya Tuhan kami, berikanlah kami pasangan yang terbaik dari sisi-Mu. Pasangan yang juga menjadi sahabat bagi urusan agama, urusan dunia dan akhirat.
Semoga
bermanfaat ^_^
komen ah..
BalasHapus