September,
bulan ke 9 dalam tahun Masehi ini sekaligus bulan kelahirannya
perempuan-perempuan cantik alias yang berzodiak Virgo dan sekaligus merupakan
bulan special bagi diriku. Betapa tidak, bulan ini banyak sekali terjadi
hal-hal yang sangat luar biasa, yah bisa disebut transformasi status dimana
tanggal 05 September sampainya aku
ke tanah perantauan kembali setelah menikmati liburan selama 2 bulan di rumah, 06 September menjalani rutinitas di KSR
sebagai Co. bidang BITPEN (Penerangan dan Penerbitan), 14 September ini merupakan bulan kelahiranku, yang berubah status
dari umur 18 menjadi 19 tahun (Hooo.. masih muda), 15 September merupakan awal perkuliahan yang dari semester IV naik
kelas jadi semester V Akuntansi (Yee... bentar lagi lulus), dan 3 hari setelah
itu atau tepatnya tanggal 18 September
aku putus cinta (Hemm.. sakitnya tuh disini !) Gimana? Wow banget kan hidupku
di bulan ini, ada manis dan pahitnya juga pastinya dari yang senang banget
sampai yang sedih banget juga ada. Berarti tidak salah kata orangtua, kalau
senang itu jangan terlalu senang dan sedih juga jangan terlalu sedih karena
kita tidak pernah tahu apakah kesenangan ataupun kesedihan itu akan selalu kita
rasakan. So, sebelum itu terjadi harusnya sudah punya penawarnya agar bisa
memulihkan dan menyeimbangkan keduanya.
Kalau
dipikir-pikir kok hidupku sepertinya ribet banget ya. Apa kamu gag capek, Wa?
Apa kamu yakin bisa bertahan? Apa kamu ndak sakit hati? Apa kamu sanggup
menjalani tu semua? Bagaimana kalau kamu sakit? Yah… Teman-temanku selalu
menanyaiku dengan pertanyaan-pertanyaan itu. sampai bosan dah dengarnya. Hehehe
aku tahu sebenarnya dibalik pertanyaan itu tersimpan rasa kasih dan sayang mereka
untukku (suwun yo rekk, love U :-*). Aku baik-baik koq guys, karena aku percaya
bahwa Allah itu tidak pernah meninggalkan hambanya dan akan selalu mengurusi
urusan hambanya, bersama dengan kesulitan ada
kemudahan. Allah akan menunjukkan jalan bagi orang yang
dikehendaki-Nya, jadi tidak akan pernah pantas sampai kapanpun kita untuk
sombong, karena kita bukanlah siapa-siapa sekali lagi dan kita tidak akan
menjadi apa-apa tanpa pertolongan dari-Nya.
Begitupun
dengan apa yang aku lakukan, sebisa mungkin ku kuatkan dan ku tempa diriku
dengan terus berusaha dan berdoa dan apapun hasilnya nanti insya Allah itu yang
terbaik karena kita telah menyerahkan
urusan itu kepada yang Maha Bisa. Intinya itu senantiasa ber-husnudzhan karena
Dia bersama dengan prasangka hambanya. Logika itu sangat penting, sayangnya
tidak semua hal bisa di dekati dengan logika. Ada yang harus di dekati dengan
keyakinan dan adapula dengan perasaan.
Aku
jadi ingat buku yang pernah aku baca mengenai istimewanya angka 9 (termasuk
bulan September) katanya, nilai itu berada diatas rata-rata, tapi masih
menyisakan satu ruang untuk mencapai suatu kesempurnaan. Angka 9 masih akan
terus mencari perbaikan diri untuk menjadi 10. Itu akan terus membuatnya terus
bergerak, melakukan hal yang lebih baik dari waktu ke waktu. Coba perhatikan
angka 9, ruang tertutup yang ada diatas itu diibaratkan ruang privasi kita,
seperti menyimpan keyakinan yang tidak akan tergoyahkan, sedangkan buntut di
bawahnya adalah ruang terbuka dimana kita dapat terus mengasah diri untuk
menerima wawasan dan pengetahuan baru, serta akhirnya membuat diri kita terus-menerus
termotivasi untuk bisa lebih baik lagi.
Aku
belajar bahwa berhasil itu diukur dari kacamata orang lain, tapi kepuasan itu
letaknya ya disini (di hati kita sendiri). Hemm ambil hikmahnya aja ! daripada
terus menderita dan menyalahkan bulan September dan angka 9 apalagi hingga
menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik melakukan yang terbaik dan
buat mereka bangga dengan menjadi pribadi yang lebih baik, mungkin efeknya
belum dirasakan dalam waktu dekat namun percayalah ada yang senantiasa mendengarkan
Doamu dan berjanji akan mengabulkankannya, Dialah Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar