Selasa, 30 September 2014

September Berkah

September, bulan ke 9 dalam tahun Masehi ini sekaligus bulan kelahirannya perempuan-perempuan cantik alias yang berzodiak Virgo dan sekaligus merupakan bulan special bagi diriku. Betapa tidak, bulan ini banyak sekali terjadi hal-hal yang sangat luar biasa, yah bisa disebut transformasi status dimana tanggal 05 September sampainya aku ke tanah perantauan kembali setelah menikmati liburan selama 2 bulan di rumah, 06 September menjalani rutinitas di KSR sebagai Co. bidang BITPEN (Penerangan dan Penerbitan), 14 September ini merupakan bulan kelahiranku, yang berubah status dari umur 18 menjadi 19 tahun (Hooo.. masih muda), 15 September merupakan awal perkuliahan yang dari semester IV naik kelas jadi semester V Akuntansi (Yee... bentar lagi lulus), dan 3 hari setelah itu atau tepatnya tanggal 18 September aku putus cinta (Hemm.. sakitnya tuh disini !) Gimana? Wow banget kan hidupku di bulan ini, ada manis dan pahitnya juga pastinya dari yang senang banget sampai yang sedih banget juga ada. Berarti tidak salah kata orangtua, kalau senang itu jangan terlalu senang dan sedih juga jangan terlalu sedih karena kita tidak pernah tahu apakah kesenangan ataupun kesedihan itu akan selalu kita rasakan. So, sebelum itu terjadi harusnya sudah punya penawarnya agar bisa memulihkan dan menyeimbangkan keduanya.

Kalau dipikir-pikir kok hidupku sepertinya ribet banget ya. Apa kamu gag capek, Wa? Apa kamu yakin bisa bertahan? Apa kamu ndak sakit hati? Apa kamu sanggup menjalani tu semua? Bagaimana kalau kamu sakit? Yah… Teman-temanku selalu menanyaiku dengan pertanyaan-pertanyaan itu. sampai bosan dah dengarnya. Hehehe aku tahu sebenarnya dibalik pertanyaan itu tersimpan rasa kasih dan sayang mereka untukku (suwun yo rekk, love U :-*). Aku baik-baik koq guys, karena aku percaya bahwa Allah itu tidak pernah meninggalkan hambanya dan akan selalu mengurusi urusan hambanya, bersama dengan kesulitan ada kemudahan. Allah akan menunjukkan jalan bagi orang yang dikehendaki-Nya, jadi tidak akan pernah pantas sampai kapanpun kita untuk sombong, karena kita bukanlah siapa-siapa sekali lagi dan kita tidak akan menjadi apa-apa tanpa pertolongan dari-Nya.

Begitupun dengan apa yang aku lakukan, sebisa mungkin ku kuatkan dan ku tempa diriku dengan terus berusaha dan berdoa dan apapun hasilnya nanti insya Allah itu yang terbaik  karena kita telah menyerahkan urusan itu kepada yang Maha Bisa. Intinya itu senantiasa ber-husnudzhan karena Dia bersama dengan prasangka hambanya. Logika itu sangat penting, sayangnya tidak semua hal bisa di dekati dengan logika. Ada yang harus di dekati dengan keyakinan dan adapula dengan perasaan.

Aku jadi ingat buku yang pernah aku baca mengenai istimewanya angka 9 (termasuk bulan September) katanya, nilai itu berada diatas rata-rata, tapi masih menyisakan satu ruang untuk mencapai suatu kesempurnaan. Angka 9 masih akan terus mencari perbaikan diri untuk menjadi 10. Itu akan terus membuatnya terus bergerak, melakukan hal yang lebih baik dari waktu ke waktu. Coba perhatikan angka 9, ruang tertutup yang ada diatas itu diibaratkan ruang privasi kita, seperti menyimpan keyakinan yang tidak akan tergoyahkan, sedangkan buntut di bawahnya adalah ruang terbuka dimana kita dapat terus mengasah diri untuk menerima wawasan dan pengetahuan baru, serta akhirnya membuat diri kita terus-menerus termotivasi untuk bisa lebih baik lagi.

Aku belajar bahwa berhasil itu diukur dari kacamata orang lain, tapi kepuasan itu letaknya ya disini (di hati kita sendiri). Hemm ambil hikmahnya aja ! daripada terus menderita dan menyalahkan bulan September dan angka 9 apalagi hingga menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik melakukan yang terbaik dan buat mereka bangga dengan menjadi pribadi yang lebih baik, mungkin efeknya belum dirasakan dalam waktu dekat namun percayalah ada yang senantiasa mendengarkan Doamu dan berjanji akan mengabulkankannya, Dialah Tuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar